Sabtu, 24 Juni 2017

Taman di Kotaku


Sejak berumur 6 tahun, aku tinggal di Depok. Di sini ada beberapa taman kota. Salah satunya Taman Lembah Gurame. Taman ini berlokasi di Perumahan Perumnas Depok 1 Kelurahan Depok Jaya, Pancoran Mas. Aku pernah pergi ke sana.
        Di taman itu, aku melihat papan di depan setiap pohon. Papan itu bertuliskan nama dan informasi tentang pohon tersebut. Ada cemara balon, mahoni, dan lain-lain. Beberapa gazebo dan bangku taman juga ada. Tulisan besar terpampang di depan dua kolam yang ada di sana. Di depan kolam yang pertama, tulisannya ‘LEMBAH’ dan yang satu lagi ‘GURAME’. Ada juga taman bermain. Di situ ada ayunan, perosotan, dan lain-lain. Disediakan pula tempat sampah dua jenis, yaitu organik dan non organik.  Menurutku, ini bagus, tapi bukan berarti sempurna. Banyak hal yang menjadikan taman ini kurang indah.
        Pertama, banyak sampah. Ketika baru masuk, yang pertama aku lihat di tanah adalah sampah. Padahal sudah disediakan tempat sampah dan salah satu peraturan taman kotanya adalah dilarang membuang sampah sembarangan. Kedua, ketika aku duduk-duduk di taman bermain, kulihat banyak coretan di beberapa bangunan. Seharusnya pengunjung ikut memperhatikan kebersihan taman kota. Kalau kotor, selain tidak nyaman dipandang, itu juga tidak aman bagi kesehatan.
        Setelah browsing di internet, aku pun tahu bahwa, taman adalah sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan(Laurie, 1986:9). Berarti, seharusnya taman kota itu nyaman. Kalau tamannya bersih dan segar pasti akan menyenangkan.
        Taman kota juga memiliki fungsi-fungsi. Ada fungsi ekologis, yaitu sebagai penjaga kualitas lingkungan kota. Taman dapat berfungsi sebagai paru-paru kota yang menghasilkan banyak O2, filter debu dan asap kendaraan bermotor, sehingga dapat meminimalisir polusi udara, dan peredam kebisingan kota. Juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan air tanah, sehingga mencegah datangnya banjir dan erosi serta menjamin pasokan air tanah. Dan, pelestarian lingkungan ekosistem.
        Ada juga fungsi sosialnya. Taman kota bisa dijadikan tempat komunikasi sosial. Sebagai sarana olahraga, bermain, dan rekreasi juga. Sebagai landmark sebuah kota, dan menambah nilai estetika sebuah lingkungan sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi sebuah kota.
        Jadi, kalau benar-benar mempunyai fungsi seperti di atas, pasti akan sangat indah. Seharusnya taman kota ini memiliki fungsi-fungsi itu, agar warga bisa merasakan manfaatnya.
        Melihat kondisi ini, aku jadi ingin ada beberapa program yang bisa membuat taman kota memiliki manfaat sesuai yang seharusnya. Pemerintah bisa mengadakan lomba taman kota paling baik. Bisa se-provinsi atau beberapa kota. Dengan begitu, pemerintah kota yang ikut serta bisa mengadakan kegiatan-kegiatan untuk warga agar taman kota menjadi bersih, sehat, dan menyenangkan. Misalnya, acara bersih-bersih atau menghias taman. Kota yang tamannya paling memenuhi syarat akan mendapatkan penghargaan.

        Lalu, ada lagi. Kalau ada pengunjung yang membuang sampah sembarangan, akan dikenakan denda. Atau, setiap pekan, ada satu hari membersihkan taman. Bisa juga diadakan acara penanaman pohon di taman. Harapannya, taman bisa memberikan manfaat bagi penduduk kota dengan adanya program-program tersebut.

(cerpen ini dibuat pada tahun 2015 untuk lomba Konfa 2015, sayangnya tidak lolos seleksi :v
Sebelumnya, Safina pernah menjadi delegasi Konferensi Anak Indonesia 2014 'Aksi Kecil Hidup Bersih' :D )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar